PLTU Jawa 9 dan 10 Kurangi Emisi Dengan Teknologi SCR, Seperti Apa Cara Kerjanya?
Indonesia sedang bergerak menuju transisi energi yang lebih berkelanjutan, dengan fokus pada mengurangi ketergantungan pada energi fosil, seperti batu bara, dan beralih ke sumber energi terbarukan. Dalam Teknologi Selective Catalytic Reduction (SCR) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa 9 dan 10 telah menjadi fokus utama dalam upaya Indonesia untuk mempromosikan energi bersih, terutama untuk .
Mengenal Teknologi Selective Catalytic Reduction (SCR)
SCR atau Selective Catalytic Reduction adalah teknologi yang terbukti efektif dalam mengurangi emisi nitrogen oksida (NOx) dan nitrogen dioksida (NO2), yang merupakan salah satu masalah lingkungan utama yang dihadapi oleh PLTU yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakar.
Cara Kerja
Dengan menggunakan katalis dan agen reduksi, SCR mengkonversi molekul NOx menjadi air dan nitrogen yang tidak berbahaya, mengurangi dampak negatifnya pada lingkungan. Pembangkit Jawa 9 dan 10 adalah contoh nyata dari komitmen Indonesia dalam mengadopsi teknologi terbaru untuk mengurangi emisi.
Dengan menjadi pembangkit Ultra Super Critical, Jawa 9 dan 10 telah dilengkapi dengan peralatan kontrol emisi terkini, termasuk SCR. Hal ini memungkinkan pembangkit ini untuk mengurangi emisi NOx dan NO2 secara signifikan, mendukung upaya Indonesia dalam mencapai target emisi gas rumah kaca yang lebih rendah.
Langkah progresif ini juga didukung oleh nota kesepahaman antara Jawa 9 dan 10 dengan PLN, yang memungkinkan kajian tentang kemungkinan co-firing amonia hijau dengan batu bara. Dengan menggunakan SCR bersama dengan low NOx burner, pembangkit ini dapat memanfaatkan potensi co-firing amonia hijau sebagai sumber energi bersih alternatif, yang merupakan langkah lebih lanjut dalam mendukung transisi energi terbarukan.
Baca juga: Mengenal Teknologi Blue Core di Motor Yamaha, Bagaimana Inovasi Otomotif Terbaru
Progres Pembangunan
Proyek ini dalam tahap progres pembangunan yang telah mencapai 81% pada Oktober 2022, PLTU Jawa 9 dan 10 diharapkan akan segera beroperasi pada kuartal terakhir tahun 2024. Dengan penerapan teknologi SCR dan komitmen untuk menjelajahi sumber energi bersih alternatif, pembangkit ini akan menjadi tonggak penting dalam upaya Indonesia untuk mempromosikan transisi energi terbarukan yang lebih berkelanjutan.
Dengan demikian, penggunaan teknologi SCR dalam PLTU Jawa 9 dan 10 tidak hanya mencerminkan komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi dan mengadopsi energi bersih, tetapi juga merupakan langkah penting dalam mendukung visi global untuk masa depan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Dalam hal pembiayaan, proyek Jawa 9 dan 10 menjadi keseriusan Indonesia dalam menggalakkan investasi swasta dalam infrastruktur energi. Didanai melalui skema project finance dan didukung oleh sponsor utama seperti PLN Indonesia Power, Barito Pacific, dan Kepco, proyek ini menetapkan standar baru dalam pembangunan infrastruktur energi yang berkelanjutan di Indonesia